Agenda Maluku Nasional 

Uskup Mandagi: Apa Gunanya Ungkapkan Iman, Kalau Hidupnya Bertentangan

Ambon, indonesiatimur.co – Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I telah memasuki puncaknya, dan akan ditutup Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise.

Sebelum upacara penutupan, dilakukan Misa Ekaristi Kudus Penutupan Pesparani Nasional I, di Lapangan Merdeka Ambon, pada Kamis (1/10). Misa ini dipimpin Uskup Diosis Amboina Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC.

Dalam homilinya, Uskup Mandagi, berpesan kepada para tamu maupun peserta Pesparani, setibanya di daerah masing-masing, agar bisa memberikan kesaksian, melalui iman, yang dibarengi dengan kata dan perbuatan.
“Apa gunanya ungkapkan iman, kalau hidup bertentangan dengan itu. Tiap hari puji Tuhan haleluyah, tapi kemudian korupsi, bikin kekerasan, ” tandas Uskup Mandagi.

Uskup Mandagi mencontohkan Orang Kudus dalam gereja Katolik. Menurutnya, tidak jarang bila para Orang Kudus terluka karena memperjuangkan kebenaran, keadilan, persaudaraa, kebaikan seperti apa yang diajarkan oleh Kristus sendiri.
Terluka karena memperjuangkan kebaikan itu lebih baik dari pada hidup nyaman dalam kejahatan dan kebohongan.
“Oleh karena itu, melalui momen Pesparani ini, kita ungkapkan iman kepada Tuhan. Pesparani ini juga mengutus semua untuk pulang dan memberikan kesaksian tentang iman,”ujarnya.

Uskup juga mengajak umat untuk selalu menggantungkan diri kepada Allah dan bukan pada uang, jabatan, kesenangan-kesenangan roh duniawi. “Semua suka uang. Tetapi pertanyaannya apakah uang itu memberikan kedamaian? Apalagi yang paling parah adalah, ketika menggunakan agama untuk membalas dendam, untuk melakukan kekerasan. Untuk itulah, sangat penting memberikan kesaksian tentang iman yang lapar akan kebenaran,”jelasnya.

Uskup mengingatkan bahwa, umat dipanggil untuk berikan kesaksian tentang iman. Jadi jangan hati kotor, munafik, tetapi mari pergi untuk utamakan Kristus diatas segalanya.
Baginya ini perlu ditekankan, mengingat saat ini di Indonesia, makin dipolitisasi agama, suku termasuk juga politisasi menyanyi. Dengan demikian, sebagai uskup, para imam, biarawan-biarawati serta kaum awam, untuk hadir ditengah-tengah masyarakat dan memberikan kesaksian tentang iman dan jangan pernah takut untuk menjafi saksi perdamaian.

Diakhir homilinya, dengan mengutip pesan Bapa Suci, Paus Fransiskus, bahwa iman yang benar adalah membuat kita makin jujur penuh belas kasih. Iman yang benar membuat kita mencintai siapa saja tanpa memperhitungkan harganya.

Dalam misa penutupan kali ini, Konselebran utama dalam misa ini adalah Uskup Diosis Amboina, dan Uskup lain yang menjadi konselebran dalam Misa Penutupan tersebut adalah Uskup Palangkara Mgr. Sutrisna Atmoko dan Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, serta para Pastor se-Indonesia. Dan seluruh umat Katolik se-Kota Ambon, serta para peserta Pesparani dari seluruh Indonesia. (it-01)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.