Maluku Pendidikan 

Bupati : Generasi Muda KKT Masih Rendah Nikmati Pendidikan

Saumlaki, indonesiatimur – Saat membuka seminar pendidikan dalam rangka HUT Kabupaten KKT di Saumlaki, pada  Jumat (4/10/2019), Bupati Kepulauan Tanimbar, Petrus Fatlolon, mengatakan bahwa generasi muda di KKT masih rendah dalam menikmati pendidikan. Salah satu penyebabnya adalah angka kemiskinan yang masih tinggi di Maluku. Dimana Kabupaten ini masih tinggi angka kemiskinannya.

“Akhirnya kita menemukan bahwa generasi muda kita masih rendah dalam menikmati pendidikan. Kita simpulkan anak-anak kita bisa hanya sampai pada SMA saja. Hanya sebagian kecil yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi,” ungkapnya.

Fatlolon mengakui kalau SMA atau sederajat di KKT masih kalah bersaing dengan tamatan-tamatan di kabupaten/kota lain. Hal ini bisa dilihat, ketika melakukan seleksi umum pada universitas-universitas utama seperti Universitas Indonesia, Gajah Mada, ITB. Kalaupun ada hanya satu atau dua orang saja yang lulus.

Indikator lainnya, menurut Bupati, seperti seleksi TNI Polri untuk jenjang Bintara dan Perwira, sebagaian besar lulusan SMU dari KKT berguguran tidak ada yang lolos Akpol maupun Akabri.

“Hal berikut yang ingin saya sampaikan saat ini hasil seleksi PNS 2018 yang baru saja SKnya diterbitkan empat bulan lalu, 67 persen berasal dari luar Maluku, hanya 33 persen anak Tanimbar. Ini berarti kualitas anak didik kita masih rendah. Mereka tidak bisa memenangkan kompetisi karena kompetensi rendah. Pertanyaannya siapa yang salah? Dari semua proses tersebut, kalau kita bertanya siapa yang salah? Saya sebagai Bupati yang salah. Adakah Dewan Guru atau Kepala Sekolah yang berani angkat tangannya juga salah? Tidak Ada,”tandasnya.

Ia beberkan dari hasil peninjauannya, di sekolah-sekolah pada beberapa desa, masih ada anak didik kelas empat dan lima sekolah dasar yang belum bisa membaca dengan baik. Realita lainnya seperti  di Desa Mitak, saat datang ke situ, ada empat guru PNS dan tiga guru honorer.

“Saat saya datang cuma ada satu guru saja yang mengurus enam kelas, enam guru yang lain, tidak ada di sekolah. Dan masih banyak persoalan pendidikan lainnya,” ujarnya. (it-02)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.