Pengurus WI Maluku Harus Punya Kepekaan yang Tinggi
Ambon, indonesiatimur.co – Pengurus Wanita Islam (WI) Provinsi Maluku diharapkan memiiliki kepekaan yang tinggi dalam mendengar berbagai aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat.
Aspirasi itu harus mampu diterjemahkan menjadi sebuah target dan komitmen bersama yang dapat diterima semua pihak dan menjadi materi dasar misi perjuagan organisasi.
Penegasan ini disampaikan Gubernur Maluku Murad Ismail dalam sambutannya yang disampaikan Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan, Saleh Thio pada acara Pelantikan Pengurus Wanita Islam Provinsi Maluku periode 2020-2025, yang berlangsung di Gedung Ashari, Senin (03/01/2020).
Dijelaskan, WI Maluku merupakan sebuah organisasi muslimah yang independen yang memiliki fungsi sebagai wadah penghimpun potensi dan kemampuan muslimah di Maluku.
“Sebagai organisasi massa, Wanita Islam Maluku hadir dengan maksud untuk menyatukan umat Islam terutama kaum perempuan Maluku melalui transformasi ilmu dan pembinaan umat secara berkelanjutan tanpa melihat latar belakang suku, organisasi dan strata sosial,” jelas gubernur.
Oleh karena itu, kehadiran pengurus baru diharapkan mampu melakukan penguatan kapasitas pengurus secara berkelanjutan. Setiap pengurus harus dipersiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin organisasi kedepan secara profesional dan berkualitas.
“Jalin kebersamaan dengan semua pihak dan bangun komunikasi yang intens,” tandas gubernur.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Wanita Islam, Widya Murad Ismail juga berharap pelantikan pengurus wilayah ini dapat menghasilkan program kerja yang optimal dan bermanfaat dalam upaya membangun bersama daerah ini dengan mencanangkan program dakwah yang menyeluruh dan terpadu dalam segala bidang kehidupan.
“Mari kita mulai lembaran baru dengan menegakkan syiar Islam di dalam diri, keluarga, organisasi, masyarakat dan bangsa serta tingkatkan lagi ukhuwah islamiyah bersama ibu-ibu pengurus serta anggota wanita islam,” ungkap Widya.
Widya juga menyebutkan berbagai persoalan sosial di masyarakat terkait dengan masalah HIV/AIDS, narkoba dan dampaknya pada generasi bangsa.
“Ini tanggungjawab kita bersama untuk dapat mensosialisasikan tentang dampaknya di masyarakat,” ingat Widya.
Tak hanya itu, Duta Perangi Stunting (Parenting) juga menyampaikan tentang persoalan stunting yang menjadi program nasional dalam pengentasannya.
Di Provinsi Maluku prevalensi stunting cukup tinggi yakni, 34 persen.
“Artinya dari 10 anak, 3 atau 4 stunting,” jelas Widya.
Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
“Sebagai duta stunting yang bertangggjawab disini, saya berharap adanya dukungan Wanita Islam dan organisasi perempuan lainnya di Maluku bahwa ini tugas kita untuk bagaimana kita mensosialisasikan dan mengadvokasi supaya generrasi muda kita kedepan adalah anak anak yang bebas dari stunting,”pintanya.
Dijelaskannya, stunting biasanya terjadi karena suatu daerah yang terisolasi, sehingga susah berhubungan keluar daerah yang mengakibatkan sulit mendapatkan pelayanan medis.
“Ini tanggungjawab kita bersama. Sekali lagi, saya berharap kita semua bersama organisasi perempuan lainnya di Maluku untuk bersama memerangi stunting di Maluku, “tandasnya.
Ketua PP WI, Martuah Mustafa memberikan apresiasi atas perhatian Widya terhadap berbagai persoalan seperti masalah HIV, narkoba dan stunting.
Dikatakan, Wanita Islam mempunyai sembilan bidang diataranya, pendidikan, keorganisasian, kesehatan lingkungan, ekonomi.
“Untuk bidang ekonomi, ada penguatan untuk ketahanan keluarga dan ketahanan ekonomi. Ini yang kita kedepankan. Karena apa? Ekonomi yang rapuh akan mengantarkan generasi muda kepada amoral dan kami banyak lmendaoat aporan tentang ini,” ungkap Martuah.(humasmaluku)