Maluku Politik 

Komisi A DPRD KKT Pertanyakan Kinerja Pansel Pilkades

Saumlaki, indonesiatimur.co – Akibat pernyataan Ketua Panitia Seleksi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Neles Belay yang mengatakan bahwa para bakal calon kades yang direkomendasikan Soa (kumpulan beberapa marga) tidak memahami tatanan budaya masing-masing desa di Bumi Duan Lola.

“Dari calon-calon yang ada dan tidak lolos itu, karena tidak paham budaya. Ditanya foruk saja tidak tahu, sejarah desa juga tidak tahu,” ungkapnya saat rapat bersama para wakil rakyat dari Komisi A DPRD KKT, Kamis (28/01/2021).

Dia juga menuding kalau riak-riak kecil dari aksi protes warga per desa pasca pengumuman hasil skrening atau uji kelayakan yang diabadikan melalui SK Bupati Kepulauan Tanimbar tersebut karena adanya profokasi dari desa.

Akibat pernyataannya itu, ia mendapat protes keras dari Komisi A yang membidangi pemerintahan. Bahkan Ketua Komisi A Gotlif Siletty, mempertanyakan kinerja pansel yang tidak transparan.

“Indikator apa hingga hasil atau nilai para balon kades tidak dipampang?” tanyanya.

, Engan tegas Siletty meminta pansel agar bertangungjawab terkait dengan persoalan masyarakat yang tidak menyetujui hasil uji kelayakan tersebut. Menurutnya, ada kekeliruan besar dari hasil skrening itu.

“Saya punya tanggungjawab moril. Komisi akan menelaahnya dan lembaga akan memberikan rekomedasi,” tegasnya.

Selain Siletty, pernyataan keras juga datang dari anggota Komisi, Wem Pesuarissa. Menurutnya hasil skrening tersebut tidak ada rasa keadilan didalamnya, karena seperti panitia sengaja menutupi nilai dari para balon kades.

“Standar apa yang dipakai panitia untuk menilai orang itu layak menjadi kades? Saya tarik kesimpulan bahwa keterwakilan Soa yang masuk ke panitia belum berikan gambaran keadilan bagi masyarakat,” tegasnya. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.