Satgas Covid Kota Ambon Tetap Laksanakan Kegiatan
Ambon, indonesiatimur.co – Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, menegaskan bahwa Satgas covid-19 Kota Ambon akan tetap laksanakan kegiatan sebelum dan sesudah hari raya Idul Fitri 1442 H. Sedangkan saat Idul Fitri, satgas akan tetap memantau
” Dua hari terakhir jelang Idul Fitri ini kita harus betul-betul konsentrasi, untuk mencegah meningkatnya kerumunan warga pada tempat-tempat belanja. Boleh belanja, tapi harus diatur sedemikian rupa agar tingkat kerumunan tidak berdampak bagi masyarakat,”ujar Walikota saat apel pagi di tribun Lapangan Merdeka Ambon, Selasa (11/05/2021).
Untuk mengantisipasi tingkat kerumunan yang tak terkendali, walikota menempatkan posko. “Hari ini dan besok, saya dan Wawali beserta satgas akan turun untuk mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas.
Walikota juga mengingatkan, agar semua ASN dilingkup Pemkot Ambon, untuk menjadi contoh dengan tidak melakukan open house saat Idul Fitri nanti. “Sesuai Kebijakan pemerintah pusat, secara khusus kementerian Dalam Negeri, Kementerian PAN RB, kita diharapkan menjadi contoh dalam tiap aktifitas dan kegiatan kemasyarakatan kita, dimana untuk menyambut idul Fitri ini, diharapkan kita tidak open house. Jangan sampai kita mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada pegawai yang open house. Ucapan bisa
di sampaikan lewat zoom, hp, wa, dan lainnya,”jelasnya.
Pada kesempatan itu, walikota juga memberikan apresiasi kepada seluruh aparatur kota, baik struktural maupun pelaksana, yang tergabung di satgas maupun yang berada di tugas-tugas kemasyarakatan kesehatan, karena apa hasil kerja bersama, Kota Ambon telah berpindah dari zona orange ke zona kuning.
Walikota mengungkapkan, perpindahan zona ini adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah. Walaupun tingkat penyebaran sudah dapat kita kendalikan, tetapi persepsi publik tentang covid, yang harus di tingkatkan dan sosialisasi.
” Saat ini orang segan ke rumah sakit, karena kalau ke rumah sakit identik dengan kematian. Oleh karena itu orang tinggal saja di rumah. Nanti kalau sudah kronis baru dia ke rumah sakit. Sehingga untuk antisipasi langkah-langkah medis itu sudah terlambat. Itu yang menyebabkan tingginya angka kematian,”tandasnya.
Dia berharap agar para Lurah, Kades, Raja juga tingkatkan sosialisasi kepada warga . Jika ada informasi warga yang sakit, bisa lebih awal memberikan informasi supaya jangan terkontaminasi dengan covid.
“Kalau meninggal bukan karena covid, tidak mempengaruhi skor kita. Tapi kalau karena covid, sangat mempengaruhi skor kita. Walaupun kita sudah mengeliminir sekecil mungkin tingkat penyebaran covid, tapi kalau tingkat kematiannya tinggi, akan sangat berpengaruh kepada skor penentuan zona,”bebernya.
Walikota menjelaskan, jika zona tetap orange kemudian merah, akan berdampak besar terhadap ekonomi sosial masyarakat.
“Oleh karena itu saya harus sampaikan apresiasi kepada seluruh Puskesmas, Ibu Kadis dan seluruh jajarannya, kepala Kepala Puskesmas yang tidak pernah berhenti bekerja dan tidak pernah lelah melayani masyarakat.
Ucapan yang sama juga saya sampaikan kepada Satgas yang tidak pernah capek dan berhenti melaksanakan tugas-tugas untuk memberikan atensi bagi masyarakat,”ucapnya.
Dia mengingatkan, agar masyarakat kota Ambon jangan lengah dam jangan berkecil hati jika dianggap terlambat menangani covid. “Kota Ambon ini capital city, pusat pemerintahan, ekonomi dan keamanan. Wajar kalo kita terlambat. Krn kita pintu masuk bagi Maluku,”ungkapnya. (it-02)