28 Oktober, Deklarasi Jojaro Mongare Bersama Membangun Negeri
Ambon, indonesiatimur.co – Majelis Latupati Kota Ambon memiliki 2 agenda penting dalam program kerjanya. Yang pertama adalah melestarikan budaya Maluku, khususnya budaya Kota Ambon dan bagaimana budaya ini bisa hidup seperti nilai-nilai sejak jaman leluhur. Yang kedua adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di setiap negeri-negeri adat yang ada. Hal ini dikatakan Ketua Majelis Latupati Kota Ambon, Reza Valdo Maspaitella, penggagas Jujaro Mongare Bersama Membangun Negeri Menuju Indonesia Emas 2045, yang adalah Raja Negeri Rutong, Selasa (10/10/2023).
Kedua agenda ini penting dilaksanakan, karena menyangkut keberlanjutan masa depan masyarakat adat. Dan keberlanjutan masyarakat adat itu berada di tangan generasi muda.
“Generasi muda di negeri itu namanya jujaro mongare.
Kalau kita lihat di dalam perjalanan Maluku, perjalanan Republik Indonesia, khususnya di dalam era perjuangan, era-era memasuki proses perintisan kemerdekaan, terdapat juga anak-anak muda ataupun profesional-profesional muda di zaman itu, mulai dari Pattimura, kemudian Christina Martha Tiahahu dan juga lain sebagainya di tahun-tahun 1500-an, berjuang untuk kemerdekaan sampai pada tahun 1920 dimana terjadi pembentukan Sarekat Ambon, hingga Sumpah Pemuda tahun 1928, dimana nyong Ambon merupakan bagian daripada pemuda-pemuda yang pada masa itu berjuang merintis kemerdekaan kita, termasuk yang melahirkan Sumpah Pemuda”ungkapnya.
Oleh karena rentetan sejarah tersebut, Maspaitella dan Latupati Kota Ambon ingin meneruskan pelestarian budaya, pelestarian tata kelola pemerintahan negeri dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Ini harus kita titipkan kepada generasi muda atau jujaro dan mongare kita. Jadi dalam melaksanakan dua agenda atau tujuan tadi maka kita tidak bisa melepaskannya dari generasi muda. Mereka harus menjadi bagian di dalam proses ini,”terangnya.
Jika nyong Ambon 90 tahun yang lalu itu berikrar untuk bersumpah kepada tiga sumpah yang termuat dalam Sumpah Pemuda, maka bagi generasi milenial yang ada hari ini, Maspaitella ingin supaya dari Ambon mendeklarasikan sumpah milenial.
“Sumpah dari jujaro mongare atau pemuda-pemudi Maluku ini, untuk bagaimana berperan, bukan saja di dalam membangun negeri masing-masing, tetapi membangun Negeri menuju Indonesia emas 2045.
Mengapa gerakan dari Maluku? Seperti Bung Karno katakan, Indonesia bukanlah Indonesia tanpa Maluku. Ini menunjukkan Maluku memiliki peran besar bagi Indonesia,”jelasnya.
Maspaitella katakan, walaupun Maluku termasuk 8 provinsi yang memerdekakan Indonesia, namun mungkin sekarang pemerintah pusat lebih melihat kepada Papua , NTT ataupun mungkin yang lain-lain.
Tetapi baginya, Maluku sebagai pemegang saham negara ini, justru harus tunjukkan bahwa masyarakat Maluku adalah masyarakat adat yang tidak minta-minta.
“Kami melahirkan negara ini dengan sebuah perjuangan. Maka hari ini saya ingin mengajak seluruh generasi muda, jujaro mongare dari setiap negeri-negeri, bukan saja di Ambon, tapi di seluruh penjuru Maluku, untuk kita tunjukkan, sebagai delapan pendiri negara ini, kita juga akan meneruskan perjuangan untuk bagaimana menuju Indonesia emas, tanpa kita minta-minta.Tapi tunjukkan bahwa kita mandiri. Membangun dari kami negeri masing-masing untuk menjadi Maluku emas dan otomatis dengan Maluku emas, Indonesia pun akan menjadi Indonesia emas.
Semangat itulah yang ingin saya bakar, karena kami ini suku bangsa yang luar biasa,”tegasnya.
Maspaitella ingin agar generasi muda Maluku sekarang ini mengingat hal itu, dan berjuang bersama-sama mengeluarkan dari kemiskinan.
“Tanggal 28 Oktober ini, kita akan deklarasikan Jujaro Mongare Bersama Membangun Negeri Menuju Indonesia Emas 2045. Ada faktor negeri atau desanya, Malukunya dan Indonesianya.
Jadi nanti ada perwakilan dari semua Negeri khususnya di Kota Ambon dan negeri-negeri adat yang ada di Maluku ini,”terangnya. (it-02)