Budaya Papua Barat 

Apresiasi Positif Terhadap Terobosan Pemda Mappi

Pembantu Rektor (Purek) III Universitas Cenderwasih (Uncen) Jayapura, Paul Homers, memberi apresiasi positif terhadap terobosan Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Mappi khususnya di bidang kesehatan dalam membangun kerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi (PT) untuk pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya bidang Kesehatan.

Terobosan yang dilakukan Pemda Mappi ini sejalan dengan roh dan semangat otonomi Khusus Papua, untuk meningkatkan pelayanan bidang kesehatan masyarakat di Papua khususnya di wilayah Kabupaten Mappi.

Sebab menurut Homers, realitas hampir semua wilayah pedalaman di Papua maupun Papua Barat, fenomena kekurangan tenaga kesehatan sangat dirasakan sehingga pengembangan SDM ini prioritas harus dilakukan. Untuk Kabupaten Mappi yang telah memasuki Angkatan II program kerjasama pendidikan D III keperawatan ini, sebuah terobosan yang sangat luar biasa. Hal ini menandakan bahwa Pemerintah Kabupaten Mappi menaruh perhatian yang besar dan secara sungguh untuk memperhatikan masalah kesehatan di wilayah Kabupaten Mappi ini.

“Saya merasa bangga sekali ini adalah program yang kedua yang dipelopori oleh Pemerintah Kabupaten Mappi. Masalah tenaga kesehatan ini sangat-sangat kurang terutama di daerah-daerah pedalam. Ini diberi apresiasi yang luar biasa,” katanya. Yang pertama diberi prioritas kepada pegawai-pegawai. Ini adalah program bupati yang perlu diberikan dukungan sepenuhnya yang memberikan kesempatan kepada putra putri asli dari Mappi.

Hal yang perlu mendapat perhatian secara sungguh, program kerjasama bidang pengembangan SDM khususnya bidang kesehatan di Kabupaten Mappi itu, kata Homer, soal pengelolaan program pendidikan keperawatan tersebut agar dapat dikelola secara baik. Terutama penekanan tenaga pengajarnya agar dosen yang mengajar harus benar-benar memiliki standar kualifikasi dosen.

Dia tidak ingin seperti pelaksanaan program pendidikan kesehatan di beberapa daerah lain banyak memakai tenaga dosen untukmengajar bukan berkualifikasi sebagai dosen tetapi sarjana yang belum memiliki kualifikasi. Akhirnya, mutu kelulusannya sangat mengecewakan. Apalagi, menyangkut pendidikan kesehatan ini dimana para alumninya akan melakukan pelayanan langsung di masyarakat, sehingga para lulusannya benar-benar berkualitas.

“Ini suatu terobosan yang dibuat oleh bapak bupati, meskipun tahun lalu kita sudah lakukan itu dan program kedua ini bersentuhan langsung dengan masyarakat Papua,”ungkap Homers. Mahasiswa program pendidikan D III keperawatan Mappi ini80% adalah prioritas putra daerah. Oleh karena itu, Homers berharapagar 40 orang yang mengikuti pendidikan keperawatan tersebut keluarannya juga nanti harus 40 orang. Sebagai anak asli Mappi, lajut Homer, harus memiliki kemauan yang kuat untuk belajar. Sebab masih banyak orang di Mappi yang belum menikmati pendidikan ini tetapi 40 orang anak Mappi ini diberikan kesempatan sehingga perlu belajar secara sungguh. [ida/nes-papuapos]

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.