Arungi Lautan Dengan Kayak Untuk Teliti Rumput Laut
Ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa sarjana, pascasarjana Ilmu Perairan dan program doktor Manajemen Sumberdaya Perikanan antusias mengikuti seminar “Hugging the Coast: an exploration of seaweed farming and liminal living in the Sangihe Archipelago”, yang diselenggarakan di aula FPIK Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Selasa (4/9/2012).
Seminar tersebut memaparkan ekspedisi enam peneliti asing yang hanya menggunakan Kayak mengarungi perairan Nusa Utara untuk meneliti rumput laut yang dimulai pada tanggal 6 Agustus 2012 lalu.
Keenam peneliti yang semuanya merupakan wanita ini, memulai perjalanan mengarungi lautan hanya dengan Kayak dari Pantai Tasik Ria, Kabupaten Minahasa. Dengan 3 buah kayak mereka menyinggahi beberapa pulau yang ada di Sulawesi Utara. Beberapa pulau di antaranya merupakan pulau terluar NKRI seperti Pulau Mantehage, Minahasa Utara, Pulau MakaleHi, Kabupaten Sitaro.
Begitu pula ekpedisi tersebut menyinggahi Pulau Nain, P. Biaro, P. Tagulandang, P. Bebelang serta beberapa pulau lainnya di Sangihe.
Seminar yang turut pula dihadiri para dosen dari dalam dan luar FPIK Unsrat ini dibuka oleh Ketua Program studi Ilmu Kelautan Dr. Gustaf Mamangkey, yang juga bertindak sebagai moderator.
Peserta ekspedisi dari Durham University di Inggris, Dr Duika L Burges Watson menyampaikan alasan mereka memberi perhatian pada pengembangan rumput laut.
“Rumput laut selain dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi, juga membuka ruang bagi sumber pendapatan alternatif nelayan,” kata Duika.
Selain itu, rumput laut juga bisa mengurangi tekanan perikanan tangkap, dan bisa sebagai anti-HIV serta penyerap karbon yang sangat baik.
Ketua Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat, Ir. Joopy Mudeng MSI mengatakan, hasil ekspedisi ini sangat berguna bagi kalangan akademik serta pengambil kebijakan khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan wilayah pesisir di Sulawesi Utara.
Sulawesi Utara merupakan salah satu sentra penghasil rumput laut. Beberapa pulau yang disinggahi oleh para peneliti tersebut merupakan penghasil rumput laut, terutama Pulau Nain.
Dr. Cyska Lumenta, DEA menambahkan bahwa ekspedisi ini telah membuktikan ketangguhan wanita mengarungi lautan, apalagi enam wanita ini hanya menggunakan perahu Kayak. (RAB/Kompas|foto: ilustrasi bisnisukm.com)