Ekonomi & Bisnis Maluku 

Maluku Termasuk Penyumbang PNBP Pertambangan Terbesar Di Indonesia

Ambon, indonesiatimur.co – Maluku tidak hanya kaya akan potensi kelautan dan perikanan, namun juga memiliki potensi pertambangan yang sangat melimpah. Ini bisa dibuktikan karena Maluku menjadi salah satu daerah penyumbang besar Pemasukan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Indonesia, melalui pertambangan sebesar 50 juta dolar/tahun.

“Jadi PNBP pertambangan terdiri dari mineral dan batuan, yakni nikel, foksit, emas, tembaga dan lain sebagainya,” ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral, Dirjen Minerba, Kementrian ESDM, Bambang Susigit, kepada wartawan usai pembukaan pembinaan dan pengawasan terpadu kepada seluruh pelaku usaha pertambangan di Maluku, yang berlangsung di Swissbel Hotel, Selasa (19/9/2017).

Menurutnya, perkembangan pertambangan di Maluku dari tahun ke tahun relatif sama. Mengingat potensi tambang sangat identik dengan keberadaan kewilayahan. Di mana semakin banyak gunung aktif, daerah perbukitan biasanya mineral makin banyak, dan hal tersebut ada di Maluku.

Namun menurutnya, yang menjadi titik kendala adalah Maluku sebagai daerah berciri kepulauan. Sehingga kalaupun potensi mineral pertambangan ada namun luasnya juga tidak besar, volume tidak banyak, dan ongkos produksi mahal, karena transportasi.

“Potensi di Maluku sudah ada dan besar seperti Wetar, aneka tambang dan lain sebagainya,” jelasnya.

Susigit mengakui ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan merkuri di tambang dengan skala kecil.

Yang dimaksudkan Bambang, biasanya tambang skala kecil khususnya untuk emas, teknologi yang mudah bagi masyarakat dengan menggunakan merkuri. “Mengingat teknologi ini sangat mudah, bahkan kemampuan untuk menangkap emasnya lebih cepat, namun dampaknya lebih besar.
Sehingga sudah ada rencana aksi nasional tentang penghapusan merkuri di kegiatan pertambangan. Kegiatan tambang itu harus di lokalisir. Mana yang tambang untuk potensi ekonomi tinggi, mana yang sedang, mana yang tidak ekonomis dan yang tidak ekonomis ditetapkan sebagai wilayah pertambangan rakyat,” tandasnya.

Untuk pengelolaan tambang rakyat, lanjutnya dari hasil diskusi bersama anggota DPR-RI asal Maluku, Mercy Barends, pihaknya sudah meminta bantuan dari LIPI untuk membuat teknologi yang bisa dingunakan oleh masyarakat untuk pertambangan rakyat tanpa menggunakan merkuri.

“Sebenarnya merkuri sudah mau dihapus di dunia khusus untuk tambang, kecuali untuk kegiatan yang penting, seperti kesehatan, lampu namun pemakaian tidak banyak. Karena lebih dari 1 PPm sudah menjadi racun. Dan hal ini tidak boleh dingunakan dalam dunia pertambangan,” tegasnya. ( it-02)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.