BWS Maluku Fokus Bangun Bendungan Waeapo
Ambon, indonesiatimur.co Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, tetap fokus membangun bendungan Waeapo di Kabupaten Buru.
Hal ini dikatakan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Haryono Utomo, usai upacara peringatan Hari Bakti PU ke-73, pada Senin (3/11), di Gedung Pemantauan dan Pemeliharaan Jembatan Merah Putih (JMP) Ambon.
“Jadi kalau bendungan, memang kita hanya satu. Itu yang akan kita akan laksanakan dengan pembangunan bendungan Waeapo, jadi sekarang kita fokus ke situ,”tandasnya.
Menurutnya, pembangunan bendungan Waeapo yang merupakan proyek strategis nasional ini, akan dilaksanakan konstruksinya hingga tahun 2022. ” Jadi memang 5 tahun dari sekarang. Saat ini tahapannya adalah tahapan untuk penyiapan lahan dan juga data-data teknis lainnya. Memang konstruksi ini akan kita laksanakan setelah semua hal yang menyangkut masalah-masalah teknis sudah selesai semuanya,”jelasnya.
Dia mengatakan, jika belum ada pembangunan, bukan berarti belum dilaksanakan atau molor , tetapi memang demikian pentahapannya. “Memang seperti itu pentahapannya. Karena ini dilaksanakan selama 5 tahun. Apalagi bendungan ini besar, tingginya kira-kira sekitar 50 meter.
Jadi kita disini harus betul-betul teliti untuk mengetahui masalah-masalah kondisi setempat, terutama adalah kondisi untuk geologinya, masih kita kaji terus,”ujarnya.
Selain pembangunan bendungan Waeapo, saat ini BWS tidak hanya memperhatikan daya rusak sungai, tetapi juga untuk penyiapan-penyiapan air baku, terutama untuk air permukaan dan air tanah. Pelaksanaannya termasuk untuk pulau-pulau terluar, seperti di Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara Barat dan Aru. “Selain tampungan-tampungan air baku, nantinya dengan pengeboran juga ada pengembungan-pengembungan embung. Jadi sekarang yang kita prioritaskan adalah dipulau-pulau terluar untuk penyediaan air-air bakunya, dengan membangun embung. Karena embung ini adalah embung yang serba guna tidak cuma untuk masalah air baku saja tapi juga untuk konservasi,”ucapnya.
Terkait masalah normalisasi sungai, Haryono mengatajan, tetap ada programnya, namun BWS harus selektif terhadap sungai-sungai yang memerlukan penanganan. “Karena banyaknya sungai di Maluku ini terutama juga kalau kita lihat di pulau Seram, sungainya juga pasti berpindah-pindah, nah itu yang menjadi prioritas juga. Selain juga yang ada di Kota Ambon,”bebernya. (it-01)