Daerah Maluku 

Amihena Gelar Muslub, Ketum HKBHL : Saya Bangga

Ambon, indonesiatimur.co – Aliansi Mahasiswa Hena Lima, menggelar Musyawarah Luar Biasa (Muslub) di Aula LPMP, Minggu, (21/11/2021).

Muslub ini dilatarbelakangi adanya kevakuman roda organisasi tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya, mahasiswa Hena Lima tidak terkonsiliasi dengan baik dan pada akhirnya berdampak pada persatuan dan perkembangan intelektual mahasiswa maupun organisasi itu sendiri di seluruh sektor ilmu pengetahuan dan lainnya.

Atas dasar ini, tujuan dilaksanakannya Muslub adalah mengaktifkan kembali roda organisasi di berbagai bidang terutama persatuan antar mahasiswa.

Ketua Himpunan Keluarga Besar Hena Lima (HKBHL) Hamdan Tunny saat menghadiri Muslub, merasa bangga atas diselenggarakannya musyawarah ini. Mengingat, organisasi akan memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa.

“Luar biasa. Saya sangat bangga dan salut karena ada banyak hal yang harus organisasi mau bikin (Buat), atau yang sudah dibentuk ini, kita tingkatkan karena manfaatnya sangat banyak,” kata Ketum kepada wartawan.

Manfaat yang dimaksud Hamdan, diantaranya menambah pengetahuan, memperluas jaringan, memiliki banyak teman, mengasah kemampuan dan belajar kepemimpinan termasuk bisa membandingkan antara dunia kerja dengan masa kuliah.

“Manfaat disini yang tadi saya sampaikan. Dunia kerja beda dengan masa kuliah. Sebab di masa kuliah kita jabarkan kurikulum, sedangkan dunia kerja kita hadapi berbagai persoalan . Mulai dari masalah sosial, lingkungan dan sebagainya,” ujarnya.

Hamdan yang juga menjabat sebagai Pembina Yayasan STIKes Maluku Husada, juga menjelaskan perihal fenomena senioritas. Baginya, dinamika hubungan antara junior-senior yang sebetulnya tidak sebatas dilihat dari sudut pandang negatif, tapi lebih ke arah hubungan yang lebih luas terutama bagi perkembangan intelektual, mental, karakter dan juga sumber koneksi untuk masa depan.

“Jadi jika organisasi ini terbentuk (Kembali aktif), senior-senior itu titipkan (Pengalaman berorganisasi) ke adik-adik mahasiswa ini, agar etika sopan santun, perilaku dan budaya itu harus dikuasai dan bisa menyesuaikan,” jelasnya.

Sebab menurut Hamdan, definisi senioritas yang ia maksud bukan cuma sebatas stigma negatif yang secara umum dipikirkan seputar penyalahgunaan kepemimpinan dan sebagainya. Melainkan, justru ke arah hubungan interaksi antar kelompok, yang memiliki jenjang umur serta pengalaman yang berbeda dalam lingkungan yang sama.

“Kan di pendidikan dia tidak terlalu menceritakan secara gamblang tapi dari pengalaman dari senior, sesepuh, pelindung dan penasehat inikan menitipkan tongkat estafet hidupnya itu untuk organisasi ini,” tuturnya.

Hamdan pun memberikan sedikit saran cara beradaptasi di lingkungan baru (Organisasi), karena biar bagaimanapun tetap akan ada tantangan tersendiri untuk beradaptasi. Apalagi, bila budaya interaksi antara senioritas dalam organisasi kurang bersahabat bagi junior.

Olehnya itu, sudah selayaknya senioritas dimaknai lebih egaliter, di mana senior dan junior saling menghormati satu sama lain. Tidak perlu menganggap seseorang lebih dari orang lain karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna.

“Dan organisasi ini kalau kita berindividu itu kita nanti agak bosan, mau kumpul saja susah.
Harus kolaborasi jadi satu, karena sangat bermanfaat bagi HKBHL dengan Amihena. Dan di sisi lain, banyak sekali titipan (Amanah) dari alumni, senior atau sesepuh. Ini dunia kerja. Badan aliansi ini harus kerjasama.

Sebagai informasi, Muslub ini mengambil tema, “Revitalisasi Kepemimpinan Menuju Eksistensi AMIHENA yang Berintegritas”.

Hingga berita ini publis, gelaran sidang Muslub masih sedang berlangsung, dipimpin tiga anggota Sterring Comitte yakni Muhammad Farik Soumena, Syartika Soulissa dan Ari Asnan Soumena.

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.