Kisah Maluku 

Anggota Satlantas Polres Keptan, Empat Tahun Bantu Warga Miskin Tanpa Pamrih

Saumlaki, indonesiatimur.co

Begitu mulia sikap oknum Anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kepulauan Tanimbar (Keptan), AIPDA Jongky Kewilaa, terhadap satu keluarga yang berkekurangan atau hidup dibawah garis kemiskinan. Pasalnya hal tersebut terungkap langsung dari kepala keluarga atas nama  Marcus Edinand (54) saat bertemu wartawan media ini ketika dalam perjalanan dengan menggunakan ojek yang dikemudikan sendiri oleh yang bersangkutan.

Cerita pilu hidup  Marcus bersama keluarganya berawal sejak tahun 2018 silam, dimana mereka sekeluarga telah tinggal dan berdomisili di lokasi belakang perumahan DPRD lama, Kota Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Provinsi Maluku, dan bahkan dirinya sebagai kepala keluarga ketika itu membeli sebidang tanah berukuran 7×6 meter seharga Rp600 ribu yang berada tepat di tepian pantai, tempat tumbuhnya tanaman bakau yang jika dilihat, sebenarnya lokasi tersebut tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal ataupun didirikannya sebuah rumah hunian.

Marcus menceritakan, didampingi sang istri, Florida Marcus (39) bersama sebelas orang anak, sejak tahun 2018 membangun sebuah rumah yang keseluruhannya berbahan papan dan tinggal pada lokasi dimaksud hingga saat ini. Pekerjaan yang digeluti Marcus adalah sebagai tukang ojek dengan bermodalkan sebuah sepeda motor yang dipinjamkan dari pihak Gereja Ebenhaiser Saumlaki, untuk bisa mengais rezeki guna kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Dari kesebelas anaknya, hanya anak sulung yang sementara bekerja pada PT GraPARI Telkomsel sehingga dari penghasilan tersebut, bisa turut membantu memenuhi kebutuhan makan sehari-harinya, selain penghasilan sang ayah dari hasil ojek untuk keperluan lainnya.

“Tiap hari beta kerja jadi tukang ojek dengan sewa motor punya gereja. Satu hari mungkin beta bisa bawa pulang uang buat istri hanya Rp30 ribu. Untung anak yang tua sudah kerja di GraPARI sehingga bisa tambah untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap  Marcus.

Dirinya juga menceritakan pertemuannya bersama AIPDA Jongky Kewilaa yang merupakan salah satu oknum Satlantas Polres setempat. Memang perkenalan Marcus dengan  Jongky sudah terjadi sejak lama, namun keakraban antara keduanya semakin dekat ketika pak Jongky juga tinggal berdekatan dengan keluarganya pada tahun 2007 silam, di lokasi perumahan DPRD lama tersebut yang berdekatan dengan lokasi pantai tempat tinggal keluarga Marcus.

“Awalnya, perkenalan beta dan pak Jongky memang sudah lama. Beliau mulai bantu beta itu sejak tahun 2018, ketika beliau sudah pindah domisili dari awalnya di perumahan DPRD lama, ke perumahan Aspol Polres,” jelasnya.

Dia menjelaskan, sejak bertemu kembali bersama  Jongky yang berawal pada tahun 2018 itu, dirinya sering bercerita ataupun curhat tentang kehidupan keluarganya, sehingga dari cerita tersebut, ia mengatakan bahwa  Jongky kemudian tergerak hati untuk selalu mendampingi dirinya dan bahkan memberikan bantuan-bantuan secara ikhlas dan sukarela selama kurun waktu empat tahun hingga saat ini. Bantuan yang diberikan pak Jongky, tutur  Marcus, adalah berupa kebutuhan sembilan bahan pokok, uang, kebutuhan pendidikan bagi anak-anak, pengadaan sebuah kasur, hingga bahkan membantu biaya pengobatan saat ada anggota keluarga dari  Marcus yang mengalami sakit. Dan hal itu ujarnya diberikan Jongky tanpa menuntut ganti atau balasan sekecil apapun.

“Pak Polisi itu seperti malaikat yang Tuhan kirim kepada beta punya keluarga. Padahal sejak bertemu pak Jongky lagi ketika kita bertetangga disini, beta cuma sekedar cerita dan mengeluh tentang hidup yang berkekurangan, tapi dari cerita itu, pak Jongky kemudian selalu memberi apapun yang kita butuh. Kalau beliau kasih sesuatu, pasti beta akan tanya bahwa jangan sampai kebutuhan pak Jongky tidak lagi cukup, tapi beliau selalu jawab, tidak apa-apa. Sebuah kasur baru juga beliau beli dan kasih untuk anak-anak supaya bisa tidur nyaman, walaupun beta dan istri harus rela tidur diatas papan,” ungkap pak Marcus dengan suara yang bergetar menahan sedihnya.

Penasaran dengan cerita Marcus, media ini kemudian menyempatkan berkunjung dan melihat langsung kondisi kehidupan keluarganya seperti yang ia ceritakan. Di kediamannya,  Marcus kemudian melanjutkan ceritanya. Ia mengeluhkan tentang berbagai bantuan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat di masa Pandemi Covid-19, bahwa keluarganya serta beberapa keluarga lainnya yang berada di lokasi pemukiman dimaksud, tidak pernah tersentuh perhatian untuk mendapatkan bantuan dari Pemda setempat, selain hanya bantuan dari Polres Kepulauan Tanimbar yang selalu diantarkan langsung oleh Jongky Kewilaa ataupun anggota Polres Keptan lainnya.

“Tidak tau kapan waktunya beta bisa balas kebaikan beliau. Beta dan istri hanya bisa berdoa, semoga Tuhan selalu mendampingi beliau dalam tugas dan pengabdian sebagai Anggota Polri. Tuhan pasti seng buta untuk lihat itu semua,” tutup Marcus mengakhiri perbincangannya.

Untuk diketahui, lokasi rumah tempat tinggal Marcus yang berada tepat di tepian pantai tersebut, berdekatan dengan rimbunnya tanaman bakau yang tumbuh di sekitar pantai dimaksud. Sesekali jika ada air pasang, ketinggian air laut bahkan bisa mencapai lantai rumah milik keluarga  Marcus maupun beberapa rumah lainnya yang satu lokasi dengan rumah miliknya. Keluarga Marcus mungkin adalah hanya sebuah keluarga dari sekian banyak keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan yang sangat membutuhkan perhatian serius maupun bantuan dari Pemda. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.