Daerah Hot Sulawesi Tengah 

Banjir Besar landa Morowali, Jalur Trans Sulawesi Lumpuh

jembatan penghubung Sultra dan Sulteng runtuh. [foto:penaone]
jembatan penghubung Sultra dan Sulteng runtuh. [foto:penaone]
Setelah sepekan diguyur hujan, banjir besar melanda  Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah menyebabkan ratusan rumah rusak dan meruntuhkan jembatan penghubung Sulawesi Tenggara dan Sulwesi Tengah sehingga jalur Trans Sulawesi lumpuh.

Jalan-jalan utama di Morowali terendam air karena beberapa sungai di sekitar meluap tidak mampu menampung curah hujan yang tinggi. Satu yang cukup parah adalah terputusnya jembatan di Desa Ipi yang hanyut diterjang banjir karena Sungai Sakita meluap. Jembatan di Desa Ipi adalah satu-satunya akses yang menghubungkan pusat pemukiman penduduk dengan pusat perkantoran pemerintah Kabupaten Morowali.

Dengan ketinggian genangan air mencapai satu meter hingga dua meter, sebanyak 118 rumah mengalami rusak ringan, 24 rumah diantaranya mengalami kondisi rusak parah bahkan hancur di desa Tofuti dan desa Naka. Sementara di desa Sakita, 278 rumah rusak dan 24 rumah juga mengalami rusak parah.

Banjir juga menggenangi rumah penduduk di ibukota Kabupaten Morowali, Bungku Tengah. Rumah jabatan Bupati Morowali Anwar Havid di Desa Wosu pun ikut terendam banjir hingga 1 meter . Anwar Hafid bersama istri menuju kantornya dengan menggunakan rakit buatan warga.

Di Desa Bente dilaporkan satu anak usia 3,5 tahun diduga hanyut dan hingga kini belum ditemukan. Pencarian terhadap korban yang dilakukan hingga kemarin belum membuahkan hasil. Identitas anak tersebut belum diketahui termasuk nama kedua orang tuanya.

Di Desa Ganda-Ganda tanggul penahan arus sungai jebol menyebabkan 13 rumah terendam lumpur. Camat Petasia, Nico Herman menngkonfirmasi bahwa dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Meskipun tidak korban fatal, Nico menyampaikan juga kerusakan kebun dan tanaman milik 160 kepala keluarga di desa Ulu Laa yang terendam akibat meluapnya sungai Laa.

“Informasi yang kami terima dari Kades Ulu Laa, pak Haris, tidak ada korban jiwa. Rumah-rumah warga juga tidak ada yang rusak. Sebab rumah panggung. Besok (hari ini.red) akan diturunkan tim ke lokasi banjir,” ujar Nico Herman seperti dilansir RadarSulteng.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, Bartholomeus Tandigala, kemarin mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Morowali. Sampai kemarin, BPBD provinsi belum menerima laporan adanya korban hilang, namun informasi rumah hanyut telah diterima.

“Menurut informasi yang saya terima totalnya ada sekitar 13 desa yang terendam, itu berupa genangan, sekitar 50 – 80 cm, penduduk katanya juga sudah mengantisipasi banjir sehingga sudah ada yang memilih mengungsi,” jelasnya.

Bartho mengaku telah melakukan koordinasi dengan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah yang dikoordinasikan dengan pihak Balai Jalan Nasional. Menurut Bartho, informasi terakhir yang diperolehnya komponen jembatan belli untuk dijadikan jembatan darurat sementara agar transportasi di ruas jalan tersebut bisa lancar.”Saya kira untuk sementara ada antisipasi itu dulu, nanti akan diprogramkan selanjutnya,”ujar Bartho. (ps/radar/penaone)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.