Daerah Nusa Tenggara Timur 

RRI Kupang Sosialisasikan Pentingnya Nasionalisme

[ilustrasi: int]

Saat ini rasa cinta tanah air warga Indonesia sudah mulai tergerus. Ada banyak fakta seperti banyak masyarakat lebih menyukai produk luar negeri dari pada produk buatan sendiri. Bahkan ada beberapa kalangan masyarakat di wilayah tertentu yang merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah Indonesia sehingga muncul keinginan untuk memerdekakan diri.

Peduli akan hal itu, Radio Republik Indonesia (RRI) Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) gencar melakukan sosialisasi. Solusi tentang pentingnya rasa nasionalisme itu khususnya disampaikan bagi warga di perbatasan Indonesia- Timor Leste.

Kepala RRI Kupang, Enderiman Butar mengungkapkan “Kami ingin membangkitkan rasa nasionalisme bagi warga di perbatasan kedua negara sehingga masyarakat di perbatasan merasa nyaman sebagai warga Indonesia,” ujarnya.

Menurut dia, itu merupakan bentuk tanggungjawab RRI sebagai radio pemerintah dan rasa memiliki Indonesia. Maka dari itu RRI menggelar kegiatan dialog yang dimaksudkan untuk sosialisasi masalah nasionalisme terhadap masyarakat. “Sebagai pimpinan media, saya merasa bertangung jawab untuk menyelenggarakan ini sebagai bentuk merasa memiliki Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut ia menyatakan, untuk membentuk rasa nasionalisme bagi warga Indonesia di wilayah perbatasan kedua Negara kegiatan seperti itu penting untuk dilaksanakan secara kontinue. “Kami akan ke perbatasan untuk memberikan hiburan bagi warga disana,” katanya.

Dikutip nttterkini.com, Jum’at (25/10), dialog publik yang digelar RRI Kupang itu menghadirkan narasumber Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Oktory Gasper dan Kepala Kepala Staf Kodim 1604 Kupang, Mayor (Inf) Dwi Kristianto.

Selain itu, beberapa minggu kedepan juga akn menggelar dialog di wilayah perbatasan yang akan digelar di Pulau Rote pada 9 November 2013 ini. Tidak hanya dialog mengenai perbatasan, namun juga akan dibaahas tentang dialog budaya. “Selain dialog perbatasan, juga dialog budaya agar tidak ada yang klaim budaya kita,” pungkasnya. [as]

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.