Parah! 80 % Nelayan Malut Masih Miskin
Ternate – Berdasarkan hasil monitoring lapangan, Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku Utara memprediksi ada sekitar 80 persen nelayan lokal yang hidupnya masih di bawah garis kemiskinan. Mereka pada umumnya mengantungkan hidupnya pada alat tangkap milik nelayan atau pihak lain.
“20 persen nelayan yang hidup mapan merupakan kelompok yang sudah melakukan usaha untuk komoditas ikan bernilai ekonomis tinggi seperti tuna, cakalang, kerapu dan rumput laut,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara Buyung Rajilun seperti dilansir Tempo, 12/06.
Menurut Buyung, pendapatan rata-rata kelompok nelayan ini setiap bulan antara Rp 3-4 juta rupiah per bulan.
“Karenanya jika dibandingkan dengan nelayan pada komoditas lain, kelompok nelayan ini lebih lebih sejahtera,” terang Buyung.
Buyung mengungkapkan, indeks tingkat kesejahteraan nelayan Maluku Utara tahun 2014 yang diukur dari nilai tukar nelayan (NTN) diketahui nilai tukar nelayan Maluku Utara masih pada skala 100,27.
“Hal itu menunjukan bahwa capaian kesejahteraan nelayan masih belum mencukupi atau dibawah rata-rata,” jelasnya.
Seharusnya, kata Buyung, nilai tukar nelayan di atas 100, jika nilai tukar nelayan Maluku Utara masih mencapai angka 100.
“Itu menggambarkan rata-rata pendapatan nelayan sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk beban operasional penangkapan,” tutur Buyung. (ak)