Tingkatkan Eksport, Pattiselano Kenalkan Tiga Program Baru
Ambon, indonesiatimur.co – Dalam rangka meningkatkan eksport Maluku,
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano memperkenalkan tiga program, yaitu Early Information System (EIS), Non Stop Service (NSS) 247 dan One Stop Service (ONS).
Hal ini diungkapkan Pattiselano dalam acara coffee morning dan diskusi di Caffe Salawaku pada Senin (15/10), dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Maluku yang diwakili Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua, Dinas Kehutanan, Dinas Perhubungan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu, Kantor Bea dan Cukai, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lanud Pattimura, Angkasa Pura, PT Pelni, dan beberapa pihak lainnya.
Diskusi ini diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapan seluruh stakeholder terkait dalam peningkatan ekspor di Provinsi Maluku.
Mengingat Sampai sejauh ini telah dibentuk tim percepatan ekspor Maluku. Sayangnya kinerja dari tim ini masih sangat terbatas, lantaran ketiadaan SK Gubernur maupun sistem dalam mengintegrasikan hal ini.
Wagub mengatakan, kegiatan ini sangat dibutuhkan, mengingat persaingan global yang tidak bisa dihindari oleh daerah. Apalagi dengan kondisi geografis Maluku yang sangat berat. Menurut dia, bila disingkronkan dengan program pemerintah saat ini yang menggalahkan pajak dan ekspor. Untuk itu, di daerah harus bisa meningkatkan investasi baik oleh dalam negeri maupun luar negeri.
“Bagaimana kalau mau ninvestasi kalau infrastruktur tidak ada? Stabilitas keamanan yang terganggu? Tidak adanya kepastian hukum, termasuk keterlibatan masyarakat didalamnya,”ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wagub mengapresiasi apa yang digagas oleh Kedis Perindag Maluku Elvis Pattiselano, yang bisa mengintegrasikan program dalam menunjang tim percepatan ekspor Maluku. Dimana dengan menggambungkan program EIS, NSS247 dan ONS yang terintegrasi.
“Saya berharap melalui program yang ada saat ini, bisa menjadikan Maluku sebagai rumah yang nyaman untuk investasi.Dan yang paling penting adalah pendapatan asli daerah bisa meningkat,” tandasnya.
Sementara itu, Pattiselano menjelaskann sistem ini digunakan untuk lebih mempermudah semua pihak, khususnya dunia usaha. Mengingat selama ini, apa yang dilakukan pemerintah Maluku dalam menggalakkan ekspor di daerah barulah dari hilir.
“Sembilan bulan bergerak baru sampai di hilirnya saja. Artinya kita baru ketahap dokumen-dokumen perijinannya,” ungkapnya.
Menurut dia, tim percepatan ekspor ini akan dibentuk dengan SK gubernur. Dan didalam tim ini akan terbagi atas dua satuan tugas atau satgas yakni satgas produksi dan pemasaran. Dengan demikian program ytang ada saat ini akan dikemas dsalam satu aplikasi khusus melalui fungsi kontrol melalui pemda. (it-01)