Masyarakat Harus Terbiasa Dengan Kebiasaan Hidup Baru
Ambon, indonesiatimur.co – Meningkatnya angka terkonfirmasi covid-19 di Kota Ambon, menjadi tanda tanya bagi banyak orang. Padahal Ambon masih PSBB transisi. Selain itu, Pemerintah Kota Ambon tetap giat lakukan sosialisasi tentang covid-19.
Menurut psikolog yang juga dosen pada Institut Agama Kristen Negeri Ambon, Junita Sipahelut, S.Psi., M.Psi, meningkatnya kasus terkonfirmasi covid-19 di kota Ambon bukan karena kegagalan pemerintah, tapi lebih kepada perilaku masyarakat.
“Awalnya ketika di Kota Ambon ada yang positif covid-19. Masyarakat jadi ketakutan dan panik. Apalagi setelah angka terkonfirmasi meningkat. Namun makin hari banyak informasi menyesatkan atau hoax yang mengatakan covid tidak ada dan itu hanya rekayasa pemerintah untuk mendapat keuntungan. Hal ini ikut mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk mempercayai informasi tersebut yang pada kenyataan tidaklah benar dan membuat longgarnya protokol kesehatan, yang mengakibatkan meningkatnya kasus terkonfirmasi,”jelasnya
Junita menambahkan, usai pemberlakuan PSBB tahap dua, dimana semua restoran dan cafe tidak menerima makan ditempat, ini juga ikut mempengaruhi perilaku masyarakat yang merasa bebas dan mengabaikan protokol kesehatan.
Selain itu, adanya penolakan atau diskriminasi terhadap orang-orang yang terkonfirmasi covid-19, membuat masyarakat menutup diri dan enggan memeriksa kesehatan saat sakit.
Oleh karena itu, dirinya mengingatkan, bahwa covid bukanlah aib, tetapi penyakit yang bisa disembuhkan dan sama seperti flu. Namun penyebarannya sangat cepat dan bisa berbahaya untuk orang-orang yang punya saki bawaan atau komorbid. Dengan demikian untuk memutuskan penyebaran covid-19, hanya bisa dilakukan ketika masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan dan tetap menjaga imun tubuh agar tetap sehat.
Dia mengingatkan agar masyarakat sudah harus hidup dengan kebiasaan hidup baru, yaitu pakai masker,cuci tangan, jga jarak dan hindari kerumunanan. (it-02)