Kesehatan Maluku 

dr. Fulfully : Generator Oksigen di RSUD Magretti Sudah Bisa Handle Kebutuhan Oksigen se’KKT

Saumlaki, indonesiatimur.co
Satu unit Mesin Generator Oksigen yang berfungsi untuk memproduksi kebutuhan Oksigen bagi kepentingan pelayanan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Maluku, telah tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. P. P. Magretti – Saumlaki, dan sementara dioperasikan pihak Rumah Sakit berpelat merah ini. Hal itu diungkapkan Direktur RSUD Magretti – Saumlaki, dr. Fulfully C. H. Nuniary, kepada media ini, Jumat (07/07/2023), di ruang kerjanya.

Dikatakan Fulfully, keberadaan satu unit Mesin Generator Oksigen yang dimiliki pihaknya dan telah dioperasikan satu bulan belakangan ini, adalah merupakan hasil perolehan melalui sistem Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PT Multi Gas Medika yang produknya adalah 100 persen buatan dalam negri, dan bukan melalui sistem pengadaan barang dan jasa seperti halnya 1 unit Mesin Generator Oksigen tipe lama yang pernah dimiliki pihaknya.

“Alat ini bukan melalui sistem pengadaan barang dan jasa tetapi melalui sistem Kerja Sama Operasional. Kita kerjasama dengan perusahan gas nasional dan bukan barang impor,” ungkap dirinya.

Ia menjelaskan, melalui terobosan kerja sama dengan pihak perusahan gas nasional itu, kini RSUD Magretti bisa dapat memproduksi Oksigen sebanyak 60 tabung berukuran 6 Kg MPa Bar per harinya, dimana hasil produksi tersebut dapat menghandle kebutuhan Oksigen bagi kepentingan dunia medis, bahkan hingga kebutuhan oksigen untuk keperluan konstruksi industri se kabupaten.

Melalui sistem KSO bersama pihak PT Multi Gas Medika ini, dikatakan segala urusan menjadi lebih mudah dan praktis, serta tidak menelan biaya yang besar, baik perawatan atau maintenance mesin hingga biaya lainnya. Pihak rumah sakit sebagai konsumen hanya berkewajiban menyediakan tempat, sumber kelistrikan, dan tenaga kerja untuk mengawasi mesin, sedangkan pihak perusahan sebagai produsen alat hanya berkewajiban menyiapkan mesinnya, biaya pemasangan maupun tindakan pemasangan alat hingga siap dipakai, serta perawatan selama masa kontrak pemakaian alat.

“Jadi rumah sakit menyediakan tempat, sumber listrik, dan menyiapkan tenaga kerja. Sedangkan dari pihak perusahaan, menyiapkan alat, menyediakan biaya pemasangan alat sampai siap pakai, dan maintenance setiap tahun,” jelasnya.

Dicontohkan, untuk mesin Generator Oksigen lama yang pernah dimiliki pihaknya melalui sistem pengadaan barang dan jasa, untuk setiap tahun biaya perawatan bisa menelan Rp200 juta setiap 3 bulanan yang wajib dilakukan 3 sampai 4 kali. Itupun maintenance tidak dilakukan secara rutin. Selain itu, keberadaan mesin yang tergolong lama menyebabkan produksi oksigen juga tidaklah maksimal, dan bahkan kurang.

“Beda dengan alat ini yang melalui sistem KSO. Setiap 3 bulan sekali pihak perusahan akan lakukan maintenance. Jika ada insidental 1 kerusakan saja, tetap pihak perusahan akan datang dan lakukan perbaikan. Itulah keuntungan sistem KSO yang mana pihak perusahan sudah pengadaan mesinnya, kita tinggal bayar penggunaan per tabung oksigennya. Logikanya, untuk beli alat ini dengan nilai sekitar Rp4 sampai Rp5 Milyar, maintenancenya Rp400 sampai Rp500 juta setiap tahunnya dianggarkan. Tetapi dengan sistem KSO ini, pihak kita tidak keluarkan biaya apapun hingga mesin ini dioperasikan, dan bahkan setiap bulannya kita hanya bayar Rp50 juta untuk biaya produksi 60 tahun,” kata Fulfully.

Jika dibandingkan dengan Mesin Generator Oksigen yang lama yang digunakan untuk konstruksi bangunan untuk memotong baja saja tidak mumpuni, lantaran tekanan yang dihasilkan untuk pengisian tabung oksigen tidak mencapai 90 sampai 92 persen, dan itupun tidak bisa diukur oleh mesin generator yang lama.

“Bagi saya, ini lompatan besar soal penyediaan oksigen dari Magretti karena tahun-tahu sebelumnya khusus untuk ketersediaan oksigen kan sulit, namun saat ini sudah mumpuni. Jadi untuk kebutuhan oksigen untuk satu kabupaten ini, baik fasilitas kesehatan maupun fasilitas perindustrian yang mau mengakses tabung oksigen, RSUD Magretti sudah bisa menyediakannya,” pungkas Fulfully, yang menambahkan bahwa mesin tersebut oleh pihaknya belum dipasang permanen di areal RS agar ketika suatu saat jika berpindah ke gedung yang baru, alat tersebut tinggal diangkut dengan mudah. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.