Ekonomi & Bisnis Maluku 

PT. MTJ Fokus Bangun Sektor Perikanan Indonesia

INDUSTRI TEPUNG IKAN. Beberapa pekerja memasukkan ampas ikan untuk diproses menjadi tepung ikan pada unit pengolahan tepung ikan PT. Maritim Timur Jaya, di Tual, Jumat (10/8). PT. MTJ mulai mengoperasikan unit pengolahan tepung ikan berkapasitas 100 ton untuk dipasarkan di dalam negeri maupun ke Cina. (Foto : GHEA)

TUAL – PT. Maritim Timur Jaya (MTJ) yang berlokasi di Desa Ngadi, Kota Tual, Provinsi Maluku, berkomitmen dan fokus untuk membantu pemerintah dalam upaya untuk membangun dan mengembangkan sektor perikanan di Indonesia.

Demikian disampaikan Direktur Utama (Dirut) PT. MTJ, Ronny Brata Wijaya, kepada indonesiatimur.co, Sabtu (11/8) di Tual.

Menurutnya, konsistensi yang dimiliki perusahan yang dipimpinnya ini, dengan tujuan agar sektor perikanan bisa menjadi sketor unggulan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga pembangunan ekonomi secara nasional.

Impelemtasinya, tambah Ronny, PT. MTJ terus menjalin kerja sama dengan investor asing dalam hal ini dari Cina dan Thailand, guna pengembangan industri perikanan melalui berbagai inovasi. Bahkan, secara kontinyu juga membangun kemitraan dengan masyarakat setempat, terutama para nelayan di sejumlah Desa di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

“Kemitraan ini penting untuk menjamin pasaran hasil tangkapan mereka yang berdampak meningkatkan kesejahteraan hidup,” katanya.

Saat ini keberadaan PT. MTJ melalui industrinya,  telah memiliki sarana fasilitas berupa pabrik surimi atau ikan beku, unit pengolahan tepung ikan atau fish meal dengan kapasitas masing-masing 100 ton per hari serta unit pengolahan bakso ikan dengan tujaun ekspor ke Cina dan Thailand. Selain itu juga terdapat cold store berkapasitas 1.800 ton, empat unit pembangkit listrik berkapasitas 1.140 kw, tanki bahan bakar kapasitas 15.000 liter serta dermaga 330 meter lebar 13 meter. Seluruh fasilitas ini termasuk perkantoran, beber Ronny, dibangun diatas areal seluas 140 hektare di Desa Ngadi, Kota Tual.

Dirinya menambahkan, PT. MTJ juga mendukung program industrialisasi perikanan yang terus didorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan memperkuat usaha di sektor tersebut. Namun sampai saat ini masih ada kesulitan yang dihadapi yakni armada penangkapan, yang mana PT MTJ saat ini baru memiliki 50 unit kapal penangkap ikan dengan areal penangkapan utama di laut Arafura.

“Karena itu, untuk mengoptimalkan kinerja dan kapasitas produksi semua pabrik dan unit pengolahan yang dimiliki PT MTJ, maka diperlukan 200 unit kapal penangkap ikan. Dan saat ini kita sedang menjalin kerja sama dengan sejumlah investor asal Cina dan Thailand, termasuk untuk penambahan armada penangkap ikan. Sehingga bisa menjamin pasokan bahan baku untuk peningkatan dan optimalitas produksi perusahaan,” Demikian Ronny. [GHEA]

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.