Tokoh Papua: Miras Jadi Penyebab Hilangnya Kedamaian di Papua
Jayapura – Segenap elemen masyarakat diminta untuk mendukung kebijakan Pemprov Papua terkait pelarangan peredaran minuman keras. Hal itu karena minuman beralkohol adalah salah satu pemicu atau yang menyebabkan Papua tidak damai.
“Papua telah ditetapkan sebagai zona damai, dan pada 7 – 9 Juli 2011 telah dilaksanakan konferensi perdamaian di Papua, semua visinya adalah tanah Papua yang damai,” kata Ketua Dewan Adat Daerah Paniai, Jhon NR Gobai seperti dilansir Antara, (14/4).
Semua pihak, kata dia, harus bisa mengakui bahwa minuman beralkohol adalah salah satu pemicu Papua tidak damai.
“Agar bisa damai, maka semua pihak dituntut untuk bisa memberikan dukungan pelarangan peredaran minuman beralkohol,” harapnya.
Dia mengajak semua pihak untuk menyatakan rasa solidaritas dengan bergabung dan mendukung, baik secara moril dan materil dalam solidaritas anti minuman beralkohol.
“Ini pilihan terkait dengan pilihan menyelamatkan/mendapatkan uang atau manusia,” jelasnya.
Menurut dia, minuman beralkohol merupakan ancaman bagi generasi Papua baik untuk generasi sekarang atau yang akan datang.
“Selain itu, sering kali menjadi pemicu pertengkaran dan juga terjadi media yang sangat manjur untuk melakukan pembalasan dendam antar masyarakat,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa dengan minuman beralkohol dalam keluarga seringkali suatu persoalan sepele bisa berakhir dengan penyelesaian yang rumit dan berbuntut panjang.
“terjadi KDRT, sering terjadi penganiayaan dalam masyarakat yang mengakibatkan luka ringan, luka berat bahkan kehilangan nyawa, bahkan perang suku dan antarkelompok atau kampung,” terangnya.
Maka dari itu, kata dia, sudah sepantasnya semua pemangku kepentingan secara bersama-sama menolak minuman beralkohol masuk dan beredar di wilayah Papua. Semua pihak baik pemerintah, DPRP, tokoh masyarakat, tokoh Agama, dan pemuda harus bersatu. (as)