Budaya Maluku 

Jelang Nyepi, Prosesi Tawur Agung Kesanga Digelar di Gedung Bhayangkara

Saumlaki, indonesiatimur.co – Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka ke-1.945 yang akan dirayakan pada 22 Maret besok, puluhan Umat Hindu se’Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) melakukan Prosesi Tawur Agung Kesanga yang pelaksanaannya berlangsung di Gedung Bhayangkara Kepolisian Resor (Polres) Kepulauan Tanimbar, Selasa (21/03/2023).

Untuk diketahui, Prosesi Tawur Agung Kesanga ini menyimpan sejarah dan nilai tradisi kental yang berkaitan dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi. Tawur Agung Kesanga berdasarkan Lontar Sang Hyang Aji Swamandala, merupakan upacara Butha Yadnya yang bertujuan untuk kesejahteraan alam dan untuk mengusir keburukan dari lingkungan sekitar.

Pelaksanaan prosesi dan persembahyangan Tawur Agung Kesanga tersebut dipimpin langsung oleh Pemangku Kadek Aries Budiarsa, dan tampak berlangsung penuh hikmad. Sebelum prosesi dimulai, dirinya menjelaskan bahwa pelaksanaan upacara tersebut berdasarkan pada konsep ajaran Tri Hita Karana yang berarti ‘Tiga Penyebab Kebahagiaan’ (Wiana, 2007:5). Masyarakat luas mengenal Tri Hita Karana sebagai ajaran yang mengajarkan agar manusia mengupayakan hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan.

“Upacara ini berdasarkan pada konsep ajaran Tri Hita Karana yang memiliki arti yakni menyelaraskan hubungan dengan tiga elemen. Dimana hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta,” tandas Kadek.

Tawur Agung Kesanga sendiri, lanjut Dia, bertujuan untuk membersihkan dan mewisuda bumi sebelum Nyepi, dimana Umat Hindu akan melaksanakan Tapa Brata Penyepian atau empat pantangan atau larangan. Empat larangan saat Nyepi yang dilakukan selama Tapa Brata Penyepian adalah amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

Dalam kesempatan itu, Kadek Aries Budiarsa juga menyampaikan bahwa pelaksanaan prosesi peribadatan yang dilakukan pada Gedung Bhayangkara Polres Kepulauan Tanimbar saat ini, dikarenakan belum adanya Pura yang menjadi sarana atau rumah beribadah bagi Umat Hindu di Tanimbar. Untuk itu dirinya berharap agar kedepannya ada perhatian khusus dari pemerintah daerah terhadap lahan untuk membangun Pura agar dalam momen Hari Raya Nyepi nanti, pentahapan upacara bisa dilakukan dengan baik. Diantaranya upacara Melasti, Penyucian Bhuana Alit dan Bhuana Agung, hingga upacara Pengerupukan dengan pawai Ogoh-Ogoh. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.