Dana Pemondokan dan TA untuk Mahasiswa Dogiyai belum Terealisasi

 

Kamis, 19 Juli 2012 13:30

NABIRE – Walaupun dana Tugas Akhir (TA) dan pemondokan untuk mahasiswa-mahasiswi asal Kabupaten Dogiyai di berbagai kota studi yang ada di Papua maupun luar Papua, sudah dianggarkan oleh pemerintah daerah pada saat sidang paripurna DPRD Kabupaten Dogiyai Desember 2011, tapi hingga kini sudah bulan ketujuh belum juga direalisasikan. Alasan mengapa masih belum dicairkan juga belum diketahui secara pasti.

Namun menurut Ones Bunapaibo Yobee, SE, selentingan yang beredar belakangan ini tim penyalur sudah dibentuk, tetapi katanya belum bisa ke setiap kota studi karena belum ada biaya transportasi dan akomodasi bagi tim tersebut.
“Sampai sekarang ini teman-teman mahasiswa Dogiyai di setiap kota studi masih menunggu penyaluran bantuan dana itu. Kapan pemerintah mau turun bagikan, harus diinformasikan,” ujarnya saat menghubungi media ini, Selasa kemarin sore.
Sejauh yang diketahui oleh mahasiswa, kata Ones, dana untuk TA dan pemondokan itu telah dipercayakan ke Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dogiyai. “Timnya sudah dibentuk, tapi sampai sekarang tidak jelas kapan mereka mau turun ke kota studi,” katanya.
Menurut dia, sesuai kabar dari Sekretaris Dinas Dikbudpora Kabupaten Dogiyai, Willem Yobee, BA bahwa dana untuk TA seluruh mahasiswa asal Dogiyai se-Indonesia sudah ada. Besarnya anggaran yang masuk ke kas dinas adalah sebesar Rp 2 Miliar. “Sampai sekarang dana untuk transportasi dan akomodasi bagi tim yang nanti ke setiap kota studi belum ada, sehingga tim penyalur belum bisa turun ke setiap kota studi untuk bagikan ke mahasiswa,” kata Ones mengutip pengakuan Willem Yobee.
Ones menyebutkan satu kenyataan saat ini di hampir semua kota studi, mahasiswa asal Dogiyai ibarat “ayam kehilangan induk”. Banyak masalah sedang dihadapi anak-anak generasi muda Dogiyai. “Salah satunya, kota studi di Yogyakarta, saat ini masa kontrak pemondakan sudah habis. Kita susah dengan tempat tinggal, tiap hari pemilik rumah datang usir kami, tapi kami bilang, pemerintah daerah akan bayar segera. Orang Jawa itu baik hati dan bersabar, jadi alasan kami itu masih bisa diterima. Tapi ini sudah berbulan-bulan juga belum ada kejelasan kapan Pemda mau bayar pemondokan, kami jadi kewalahan,” tuturnya.
Masalah lain yang tengah dialami mahasiswa Dogiyai, proses penyelesaian skripsi menjadi terkendala karena alasan tak ada dana. Bahkan tempat untuk menyusun skripsi pun tidak ada.
“Pemerintah daerah mungkin sibuk dengan politik saja, jadi tidak mau perhatikan kami,” kata salah satu mahasiswa Dogiyai.
Pemerintah Kabupaten Dogiyai, kata dia, harusnya tidak lupa sama generasi penerus yang sementara sedang mengenyam pendidikan di tanah rantauan. Proses penyaluran bantuan tersebut sebaiknya dipercepat. Masalah belum ada dana bagi tim penyalur tak dapat diterima oleh mahasiswa.
Karena itu, pemerintah dalam hal ini Dinas Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Dogiyai harus segera respon apa yang menjadi kebutuhan tim penyalur bantuan tersebut. Andai dalam waktu satu bulan kedepan belum juga direalisasikan, mahasiswa siap aksi demonstrasi di Moanemani, tepatnya di halaman Kantor Dinas Keuangan dan Dikbudpora Kabupaten Dogiyai.
“Ini sudah bulan ketujuh, dananya belum realisasikan juga. Dana untuk tim pasti ada. Tapi anehnya, hanya karena alasan seperti itu sampai makan berbulan-bulan, belum juga ditindaklanjuti. Kami menilai itu hanya trik mereka untuk cari bunga di bank,” tuding mahasiswa di Jawa-Bali. (you)

papua pos nabire

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.