Nelayan Suku Bajau, PohuwatoEkonomi & Bisnis Gorontalo 

Penyebab Turunnya Hasil Tangkapan Nelayan Pohuwato

Gorontalo, indonesiatimur.co – Jumlah ikan hasil tangkapan nelayan Pohuwatu, Gorontalo mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini terungkap dari wawancara dengan Kepala Dinas (Kadis) Perikanan Pohuwato, Amrin Umar oleh reporter Dulohupa, Senin (22/2/2021).

“Selama tiga tahun terakhir memang terjadi penurunan hasil tangkapan ikan di Pohuwato,” kata Amrin

Menurutnya penurunan hasil tangkapan nelayan merupakan pengaruh dari beberapa faktor sekaligus. Antara lain, faktor migrasi ikan, kemudian faktor cuaca yang tidak menentu, dan terakhir adalah luapan air sungai saat hujan deras yang membawa sedimentasi ke laut.

 

Faktor Migrasi Ikan

Proses migrasi yang terjadi di mana ikan-ikan yang berada di wilayah perairan Pohuwato, mulai bermigrasi ke area yang jauh, dan sulit dijangkau oleh nelayan secara langsung menyebabkan penurunan hasil tangkapan nelayan.

“Karena dipengaruhi oleh migrasi ikan, sehingga area berkumpulnya ikan semakin menjauh dan menyebabkan nelayan susah untuk mendapatkan ikan di wilayah perairan Pohuwato,” katanya.

Keterbatasan alat tangkap nelayan yang hanya berskala kecil, menyebabkan nelayan tidak dapat menjangkau area migrasi ikan tersebut.

“Nelayan skala kecil yang menggunakan alat tangkap kecil atau perahu standar akan kesulitan mencari ikan di sekitar perairan (Pohuwato). Harus dibutuhkan kapal yang besar dengan bobot tonase yang besar juga untuk menjangkau area migrasi ikan yang mulai menjauh dari area perairan Pohuwato,” tutur Amrin.

 

Cuaca Yang Tidak Menentu

Faktor cuaca yang sulit diprediksi juga menyebabkan penurunan hasil tangkapan nelayan Pohuwato. Angin kencang dan laut bergelombang jelas menjadi bahan pertimbangan nelayan untuk turun ke laut.

Setidaknya dua kasus nelayan hilang terjadi di Pohuwato pada tahun 2020. Kasus nelayan hilang terakhir terjadi pada Desember 2020, ketika satu dari dua orang yang hilang berhasil diketemukan. Himbauan BPBD Gorontalo pada nelayan untuk tidak melaut pun terbit beberapa kali pada tahun lalu.

 

Sedimentasi Air Sungai Membuat Laut Keruh

Tingginya curah hujan juga berkontribusi terhadap penurunan hasil tangkapan nelayan Pohuwato. Luapan air sungai saat hujan deras, yang membawa banyak sedimentasi ke laut yang mengakibatkan berkurangnya ikan-ikan yang berkembang biak.

“Ketika air keruh dari sungai masuk ke laut, ikan-ikan akan menjauh, (dan) akan menghindari area tersebut. Apalagi sungai-sungai yang tercemar, mereka (ikan) akan menjauh,” terangnya.

 

Pedagang Ikan di Pasar Marisa, Pohuwato
Pedagang Ikan di Pasar Marisa, Pohuwato. [Foto: Zulkifli Mangkau/dulohupa.id]
Amrin menambahkan walau hasil tangkapan menurun, distribusi ikan yang dijual di pasar tidak berkurang karena mendapat suplai dari beberapa wilayah tetangga seperti Boalemo, Kota Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Stok ikan di pasar selalu terpenuhi.

“Apalagi di masa pandemi sekarang ini, hasil tangkapan ikan ikut menurun juga. Dan memang di perairan Pohuwato, setiap tahun produksinya menurun. Data tahun 2019, hasil tangkapan ikan di Pohuwato sebanyak 25.707.288 ton, sangat menurun hasil produksi tangkapannya,” tutup Amrin. [ps]

Sumber dulohupa.id/Zulkifli Mangkau

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.