Daerah Maluku 

Harapan Kehadiran SPIT di Tengah Gelombang Penolakkan Investasi Tanimbar

Saumlaki, indonesiatimur.co – Adanya gelombang penolakan terhadap pihak investor dalam melakukan investasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), salah satunya terhadap PT. Karya Jaya Berdikari (KJB) yang berinvestasi dengan melalui Hak Pengusahaan Hutan (HPH), menimbulkan reaksi solidaritas dari Tokoh Masyarakat bersama kelompok masyarakat yang menamakan dirinya sebagai Solidaritas Peduli Investasi Tanimbar (SPIT).

Alasan yang mendasari reaksi dukungan SPIT terhadap investasi tersebut lantaran kondisi di KKT belakangan ini yang berada di tengah fluktuasi kondisi perekonomian dan gejolak geopolitik global, mendorong pemerintah daerah (Pemda) setempat terus melakukan upaya pemulihan eknomi, salah satunya dengan memberikan berbagai kemudahan bagi investor untuk menanamkan modal investasinya di daerah ini, namun upaya Pemda tersebut bertolak belakang dengan munculnya aksi segelintir masyarakat yang sengaja menolak investasi dengan meminta PT. KJB untuk menghentikan berbagai kegiatannya mengolah hasil hutan di bumi Duan Lolat ini.

Hal ini disampaikan Ketua SPIT, Cak Reressy bersama Pengurus saat bertatap muka dengan awak media yang berlangsung di Caffe Minimalis, Jalan Ir. Soekarno Saumlaki, Kamis (03/11/2022).

Menurut Reressy, untuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah ini serta menjaga kestabilan keuangan yang beredar, pemda tetap akan mengupayakan peningkatan investasi untuk turut mendukung pembangunan. Apalagi tambah dia, Tanimbar sedang berada pada gejolak defisit anggaran maupun terjadinya inflasi pasca naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) belakangan ini, maupun pasca meredanya pandemi Covid-19, sehingga daerah benar-benar membutuhkan adanya investasi untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berdampak pada pembangunan dan kemajuan Tanimbar kedepannya.

“Sejujurnya daerah ini bagai dihantam gelombang yang besar sehingga memporak-poranda sendi-sendi perekonomian masyarakat. Terjadinya defisit anggaran, inflasi akibat kenaikan BBM, bahkan kondisi pasca pandemi Covid-19 sehingga lebih memperburuk keadaan. Kehadiran investasi seharusnya adalah angin segar bagi masyarakat Tanimbar sehingga seharusnya seluruh komponen masyarakat, pemda, maupun para wakil rakyat harus berikan dukungan dan iklim nyaman bagi investasi, dan bukan menyusahkan maupun menolak investasi,” ujar Ketua SPIT yang berdarah asli Tanimbar ini.

Ia menambahkan, sebagai orang Tanimbar seharusnya realistis untuk mengakui bahwa saat ini hampir 98 persen masyarakat sangat tergantung pada pemerintah daerah dalam penghasilan maupun penyediaan lapangan pekerjaan. Di lain sisi, ada aturan dari pusat untuk mengurangi bahkan akan menghapuskan tenaga honor daerah, sehingga jika hal itu terlaksana, maka akan ada ratusan tenaga kerja di daerah ini yang akan menganggur. Lantas menurutnya, jika ditambah tidak ada investasi yang masuk di daerah ini ataupun investasi yang sudah ada dan di tolak begitu saja maka akan ada berapa banyak orang Tanimbar yang menganggur.

“Pasalnya, kondisi ekonomi pun tidak bisa bergantung lagi pada satu sektor saja. Sangat penting melakukan modifikasi pada luasnya lapangan investasi yang berfokus kepada kesejahteraan masyarakat di daerah ini. Dari hemat SPIT, kondisi ekonomi saat ini memaksa semua orang, baik itu pemerintah, legislatif, dan semua kompenen masyarakat berpikir beda, untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ekonomi daerah ini,” ungkap Reressy seraya menambahkan bahwa negara saja masih berusaha untuk menarik sebanyak-banyaknya investasi yang masuk, kok kita di Tanimbar lagi getol menolak bahkan mengusir investasi? (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.