Perikanan 

๐ˆ๐•๐‹๐ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ‘ ๐’๐ฎ๐ฌ๐ญ๐š๐ข๐ง๐š๐›๐ฅ๐ž ๐…๐ข๐ฌ๐ก๐ž๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐Œ๐š๐ง๐š๐ ๐ž๐ฆ๐ž๐ง๐ญ โ€œ๐๐ž๐ฅ๐š๐ฃ๐š๐ซ ๐ค๐ž ๐”๐’๐€โ€

Penulis Amrullah Usemahu (Magister Pengelolaan Sumber daya Lautan dan Pesisir IPB University/ Wasekjen 3 ISPIKANI/ Sekretaris Departemen Perikanan, Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau terdepan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Maluku)

 

Pengelolaan perikanan berkelanjutan adalah upaya untuk mengelola sumber daya perikanan secara bijaksana sehingga dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Tujuan utama dari pengelolaan perikanan berkelanjutan adalah memastikan bahwa populasi ikan dan ekosistem laut yang terkait tetap sehat dan produktif, sambil memenuhi kebutuhan manusia untuk mendapatkan sumber daya ikan. Pengelolaan perikanan berkelanjutan melibatkan berbagai tindakan dan kebijakan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara penangkapan ikan dan produksi ikan secara alami.

Potensi sumber daya ikan (SDI) di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia mencapai 12,01 juta ton. Dari total potensi tersebut, jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan sebanyak 8,64 juta ton per tahun. Komoditas ekspor produk perikanan Indonesia meliputi udang, tuna, kerapu, kakap, tenggiri, tilapia, cephalopoda (squid, ocopus, cuttlefish), daging kepiting ranjungan, kepiting, rumput laut, teripang, lobster dan lainnya.

Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat (45 persen), China (15 persen), Jepang (11 persen), ASEAN (9 persen), dan Uni Eropa (6 persen). Sementara itu, komoditas ekspor utama yakni Udang (40 persen), Tuna-Cakalang-Tongkol (13 persen), Rajungan-Kepiting (11 persen), Cumi-Sotong-Gurita (10 persen), dan Rumput Laut (6 persen) perkirakan nilai ekspor produk perikanan tahun 2021 sebesar USD 5,45 miliar (KKP ,2021)

๐Š๐ž๐ง๐š๐ฉ๐š ๐‡๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ค๐ž ๐€๐ฆ๐ž๐ซ๐ข๐ค๐š ๐’๐ž๐ซ๐ข๐ค๐š๐ญ??

Untuk ketahuannya bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu tujuan pasar utama produk perikanan dunia. Data International Trade Centre (2020) menunjukan bahwa nilai impor produk perikanan Amerika Serikat tahun 2019 merupakan tertinggi didunia, yaitu mencapai sekitar 15,34% dari total nilai impor produk perikanan dunia. Setelah Amerika Serikat negara importir produk perikanan terbesar dunia adalah China (10,47%), Jepang (9,82%), Spain (5,35%) dan Italy (4,38%).

Tingginya share nilai impor produk perikanan tersebut menjadikan Amerika Serikat menjadi tujuan utama ekspor produk perikanan negara-negara produsen ikan dunia, termasuk produk perikanan Indonesia. Terlebih pasca perang dagang antara USA-China sejak awal 2019 lalu, negara-negara produsen ikan memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan pasokan ikannya ke negeri Paman Syam tersebut. (Suhana, 2020)

Menurut Suhana Berdasarkan hasil analisis pangsa pasar terhadap produk perikanan Indonesia di pasar Amerika Serikat dalam periode 2000-2019 terlihat bahwa dari 15 produk perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan ekspornya, ternyata hanya ada 10 produk yang potensial untuk terus dikembangkan. Hal ini didorong oleh pangsa pasar yang tinggi, pertumbuhan total impor Amerika yang tinggi dan pertumbuhan impor produk perikanan Amerika Serikat dari Indonesia juga tinggi.

Kesepuluh produk perikanan tersebut adalah Shrimp Warm-Water Peeled Frozen, Shrimp Frozen Other Preparations, Crab Snow Frozen, Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen 21/25, Crabmeat Swimming (Portunidae), Tuna Nspf Fillet Frozen, Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen < 15, Shrimp Breaded Frozen, Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen 15/20, Tuna Nspf In Atc (Other) Not In Oil Over Quota.

๐ˆ๐•๐‹๐ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ‘

International Visitor Leadership program (IVLP) dikelola oleh Kantor International Visitors di Biro Pendidikan dan Kebudayaan Deplu Amerika Serikat (AS) pada tanggal 3 Juni 2023 lalu telah mengirimkan 6 orang nominatornya yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia lintas profesi dengan Tema yang diangkat berkaitan dengan Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan (Sustainable Fisheries Management).

Peserta yang terpilih dan telah diberangkatkan diantaranya Henky Irawan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan Riau. Angga Nugraha Subkoordinator Kelompok Standarisasi dan Sertifikasi Awak Kapal Perikanan, Direktorat KKP RI, Direktorat Jenderal untuk Perikanan Tangkap, Kementerian KKP, Jakarta, Utari Octavianty, Co – Pendiri & Chief Sustainability Officer, Aruna, Jakarta, Hema Sitorus , Pendiri dan Managing Director, PT Bali Sustainable Seafood, Denpasar, Bali, Amrullah Usemahu, Wakil Sekretaris Jenderal 3, Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia โ€“ ISPIKANI, Ambon, Maluku dan Rr Ayuk Wulandari, CEO & PCQI, PT. Nirwana Segara, Sidoarjo, Jawa Timur.

Mereka akan berada di AS hingga tanggal 24 Juni dan melakukan kegiatan di beberapa kota diantaranya Washington DC, Portland Maine, Manchester New Hampshire, Pensacola Florida dan Seattle Washington.

Kiranya pembelajaran di AS yang akan diikuti oleh para peserta ini akan memberikan akses pengetahuan dan pengalaman dari para ahli dalam bidang perikanan, serta pemahaman tentang kerangka kerja kebijakan yang ada serta dapat mempelajari praktik terkini, kebijakan inovatif, dan teknik pengelolaan perikanan yang dapat diterapkan di Indonesia.

Selain itu dapat memperkuat Jaringan dan Kolaborasi lintas negara apalagi AS memiliki komunitas yang kuat dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan, termasuk akademisi, peneliti, nelayan, pengelola sumber daya, dan organisasi non-pemerintah. dengan belajar di AS, akan memiliki kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat dan tujuan serupa dalam bidang perikanan.

Kolaborasi dengan rekan sejawat dan pemangku kepentingan lainnya dapat membantu dalam pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide untuk memajukan pengelolaan perikanan Global umumnya dan Indonesia khususnya secara berkelanjutan.(*)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.