Aktivis PMKRI : Budi Arie Warisi Pemikiran Bung Hatta dan Demokrasi Ekonomi
Jakarta, indonesiatimur.co – Ketua Umum DPP Projo, terus menjadi sorotan media. Baik media sosial, media daring, maupun cetak dan elektronik ramai membahas perannya yang kini semakin menonjol dalam panggung nasional.
Sebelum menjabat Menteri Koperasi dan UKM dalam pemerintahan Prabowo Subianto, Budi Arie dipercaya Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Rekam jejaknya dalam menjalankan amanah tidak diragukan. Bahkan, berbagai pihak mulai melancarkan serangan politik untuk melemahkan kredibilitasnya.
Christian A. D. Rettob, SH., MH., selaku aktivis PMKRI yang juga merupakan Sekjen PP PMKRI Periode 2022-2024, menyebut Budi Arie sebagai sosok kontemporer yang membawa semangat Bung Hatta dalam perjuangan ekonomi rakyat. Menurut Christian, kebijakan nasional harus berorientasi pada kemakmuran rakyat dan bersandar pada UUD 1945 serta nilai-nilai Pancasila.
Sistem ekonomi Indonesia, menurut pandangan ini, tidak boleh dibiarkan menjadi kapitalistik, melainkan harus populistik. Negara harus aktif mengatur sektor-sektor strategis demi kepentingan rakyat banyak. Koperasi pun harus ditempatkan sebagai pilar utama ekonomi nasional, sejajar dengan BUMN dan perusahaan swasta.
“Dalam pemikiran Bung Hatta, koperasi adalah alat perjuangan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan. Di era kini, koperasi harus mampu bertransformasi menjadi kekuatan sosial yang bisa menghadapi krisis, bukan sekadar menjadi entitas perdagangan biasa,”ungkap Christian kepada indonesiatimur.co, Jumat (06/06/2025).
Budi Arie pun diyakini mampu mengemban visi itu. Di bawah kepemimpinannya, Kementerian Koperasi dan UKM menggagas program strategis, termasuk mendorong peran perempuan dalam koperasi dan membangun sistem usaha bersama yang berkeadilan.
Ia disebut-sebut sebagai representasi dari semangat Bung Hatta hari ini. Keduanya dinilai memiliki visi serupa dalam menempatkan koperasi sebagai jantung ekonomi kerakyatan. Meski lahir di era berbeda, idealisme mereka berpaut dalam misi membangun kemandirian ekonomi bangsa.
“Salah satu program unggulan yang digagas adalah Koperasi Merah Putih. Program ini menjadi jawaban atas krisis sosial dan ekonomi yang makin kompleks. Berdasarkan data BPS tahun 2024, pengangguran di Indonesia telah menembus angka 7 juta jiwa, sementara jutaan lainnya bekerja tanpa jaminan sosial,”jelasnya.
Koperasi Merah Putih digagas sebagai solusi berbasis komunitas, yang mengedepankan kekuatan lokal dan kepemilikan bersama. Melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, program ini akan diluncurkan bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional, 12 Juli mendatang. Pemerintah menargetkan pendirian 80.000 koperasi desa/kelurahan dengan tujuh jenis gerai usaha, mulai dari apotek, klinik, simpan pinjam, pengadaan sembako, logistik, hingga cold storage.
“Pembiayaan program ini bersumber dari APBN, APBD, hingga dana desa (APBDes), sehingga benar-benar dirancang untuk menopang ekonomi rakyat. Skema pembangunan pun tidak lagi top down, melainkan bottom up, dari desa untuk pemerataan dan pengentasan kemiskinan,”tandasnya.
Christian katakan, pemerintah juga telah menetapkan arah pembangunan nasional melalui UU Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045. Targetnya ambisius: pertumbuhan ekonomi 7% per tahun, PDB mencapai US$9,8 triliun, dan GNI per kapita setara negara maju. Untuk itu, pendekatan yang inklusif dan demokratis menjadi sangat penting.
“Konsep demokrasi ekonomi yang digagas para pendiri bangsa, termasuk Bung Hatta, kini semakin relevan. Sistem ini memberikan ruang bagi rakyat untuk menjadi pelaku utama pembangunan dan melawan dominasi modal besar yang mengancam kedaulatan ekonomi nasional,”terangnya.
Sejak awal kemerdekaan, kata Christian, UUD 1945 telah menegaskan bahwa koperasi merupakan bentuk usaha paling sesuai dengan semangat demokrasi ekonomi. Seperti kata Bung Hatta, “Kita membangun koperasi supaya koperasi membangun kemakmuran rakyat, mendidik dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa.”
“Kini, harapan untuk mewujudkan cita-cita itu mengarah kepada Budi Arie Setiadi. Sosok yang dipercaya membawa kembali roh ekonomi kerakyatan ke panggung kebijakan nasional,”pungkasnya.(it-02)