Daerah Hot Papua 

Bandara Anggoinggin Diharapkan Dapat Segera Beroperasi

Dalam waktu dekat masyarakat kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Timika, Papua boleh berharap memanfaatkan pengoperasian Bandara (airstrip) Anggoinggin setelah uji pendaratan pesawat komersil pertama pada akhir Juni ini. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Mimika, John Rettob Senin (19/6/2017) di Timika menyampaikan pihaknya sudah menerima laporan dari PT Freeport Indonesia (PTFI) selaku yang membangun Bandara Anggoinggin, bahwa uji pendaratan akan dilakukan pada tanggal 29 Juni mendatang.

“Sebetulnya kami mengharapkan uji pendaratan itu bisa dipercepat, tapi PT Freeport Indonesia memutuskan uji pendaratan dilakukan tanggal 29 Juni karena disesuaikan dengan jadwal pesawat yang sudah mengajukan penawaran ke mereka,” jelas Kepala Dishubkominfo Mimika, John Rettob, pada Senin (19/6/17) .

Kepala Bidang Perhubungan Udara Dishubkominfo Mimika, Yan Purba menyampaikan bahwa pihaknya bersama PTFI telah melakukan pengecekan kesiapan bandara tersebut. Menurut Yan ada beberapa catatan yang diberikan pada saat inspeksi. “Kami minta beberapa obstacle harus ditebang agar tidak menghalangi pandangan pilot saat hendak mendarat atau terbang dari dan ke bandara itu,” katanya.

Lebih lanjut Yan menyampaikan sesuai laporan yang diterima, pesawat yang sudah dijadwalkan untuk melakukan uji pendaratan di Bandara Anggoinggin adalah pesawat jenis Pilatus Porter dari maskapai Susi Air dan pesawat Cessna Grand Caravan dari maskapai Jhonlin Air.

Pihak PTFI diwakili oleh Manajer Hubungan Masyarakat pada Community Liaison Officer (CLO), Nathan Kum mengatakan pembangunan Bandara Anggoinggin yang memiliki panjang landasan 500 meter ini sudah hampir selesai seluruhnya, termasuk terminal tunggu penumpang dan lainnya. Landasan ini dapat didarati oleh pesawat kecil jenis Pilatus Porter dan Cessna Grand Caravan dengan penumpang hingga 12 orang.

 

“Meskipun saat ini kondisi perusahaan menghadapi banyak masalah, namun perusahaan tetap berkomitmen penuh untuk menyelesaikan pembangunan Bandara Anggoinggin. Pembangunan bandara ini murni merupakan permintaan masyarakat untuk membuka isolasi wilayah Aroanop dan sekitarnya sehingga ada kemudahan akses ekonomi, begitupun dengan program pendidikan, kesehatan, dan kegiatan-kegiatan lainnya,” tuturnya.

Bandara ini akan diserahkan oleh PTFI kepada masyarakat Aroanop (diwakili gereja) dan selanjutnya dari masyarakat akan diserahkan ke Pemkab Mimika untuk dioperasikan membantu akses transportasi masyarakat daerah terisolir.

Saat ini selama bertahun-tahun, masyarakat sekitar lembah Aroanop bergantung pada pelayanan helikopter yang disediakan oleh PTFI untuk berpergian keluar daerahnya. Hanya moda transportasi helikopter dengan waktu tempuh sekitar 15-20 menit dari Timika, yang bisa menjangkau Aroanop yang mencakup tujuh kampung kecil itu.

Pembangunan Bandara Anggoinggin ini memakan waktu empat tahun dan memakan biaya puluhan miliar rupiah. Sebelumnya, bandara ini diharapkan beroperasi pada akhir 2016, namun karena berbagai kendala, operasional bandara baru dapat diharapkan terlaksana tahun 2017 ini.  [ps]

Sumber: Antara, PTFI, Kontan
Foto: @spencerpaoh

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.