Asisten I KKT Tak Hargai Bupati Fatlolon
Saumlaki, indonesiatimur.co – Sikap arogansi yang ditunjukan Asisten I Sekretaris Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Corneles Belay, yang notabenenya sebagai ketua panitia seleksi pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), yang tidak menghormati imbauan Bupati Petrus Fatlolon, yang adalah kepala daerah, sekaligus atasan langsungnya. Mendapat kecaman keras dari Ketua DPD KNPI KKT, Ongen Laiyan.
Menurut Laiyan, dalam imbauan yang dibagikan langsung oleh Bupati Fatlolon, salah satu poinnya agar tidak boleh memberikan komentar, tulisan atau pendapat yang menyudutkan lembaga, kelompok atau orang tertentu tanpa dasar yang kuat, tak diindahkan oleh Corneles.
Laiyan mengatakan, dalam imbauan Bupati Fatlolon, sudah sangat jelas, dimana pemerintah daerah akan memfasilitasi pertemuan langsung antara Pansel dengan Bakal Calon yang tidak lolos, guna mendapatkan penjelas secara langsung dalam waktu dekat ini. Imbauan Bupati tersebut dibagikan Senin 1 Februari kemarin. Namun sayangnya, Corneles dengan arogansinya dan entah alasan apa hingga tidak mematuhi arahan pimpinannya.
“Itukan namanya adu domba dan peta konflikan Bupati dengan DPRD. Harusnya dia lebih tenang, karena masyarakat melihat wajah pemerintah daerah ini, melalui sikap dan pembawaan para pejabatnya. Pak Bupati kita sangat santun dalam bertutur kata dan berwibawa, tetapi sikap Asisten I ini menodai wajah pak Bupati, wajah Pemda,” tandasnya.
Dirinya mencontohkan, saat rapat dengar pendapat bersama pansel Pilkades guna membahas kekisruhan pasca penetapan hasil uji kelayakan Calkades, yang dipimpin langsung Ketua Komisi A DPRD KKT, Gotlif Siletty, Corneles dengan aksi bak premannya, tanpa meminta ijin dari pimpinan sidang, langsung berdiri dan membentak masyarakat yang saat itu ikut hadir mendengar hearing dimaksud. Bahkan yang bersangkutan meninggalkan tempat duduknya untuk menantang masyarakat
“Saya rasa sikap seperti ini tidak perlu dipertontonkan seorang pejabat daerah. Apalagi dia adalah seorang Asisten yang membidangi pemerintahan. Kemudian, dalam mekanisme sidang komisi, semua ada aturannya,” terangnya.
Oleh sebab itu, sebagai pemuda Tanimbar, dirinya meminta Bupati Fatlolon, agar mengevaluasi, bahkan biar perlu nonjobkan yang bersangkutan. Pasalnya, bukannya meredakan situasi dan membantu pihak kepolisian dalam menjaga situasi Kamtibmas, malah membuat situasi makin memanas.
“Pak Bupati ketika keluarkan himbauan, kita yang masyarakat saja patuh. Lah ini pejabat birokrasi, kok tidak taat terhadap apa yang disampaikan pak Bupati selaku pimpinanya. Padahal dia harus menjadi contoh yang baik,” heran Laiyan, yang menambahkan sangat mendukung rencana Pensus yang akan dilakukan terhadap pansel Pilkades. (it-03)